Prasasti tugu di Pulau KuKu |
Pulau KuKu memiliki ekosistem hutan hujan tropika dalam tiga formasinya, formasi hutan mangrove, formasi hutan pantai dan formasi hutan dataran rendah. Pulau Kuku dikelilingi oleh lautan hamparan air lautan yang jernih serta beragam biota laut hidup bebas disekitar pulau. Pulau Kuku juga merupakan salah satu spot wisata sejarah yang dimiliki Kabupaten Anambas. Di sini, beberapa puluh tahun lalu, pada awal sampai pertengahan tahun 80an berdiri kamp pengungsian Vietnam yang menyeberang menjadi manusia perahu akibat perang saudara. Menurut beberapa sumber yang beredar, setidaknya hampir 40 ribu orang Vietnam yang harus mengungsi di Pulau Kuku pada waktu itu.
Perang inilah yang mengakibatkan terjadinya eksodus besar-besaran warga Vietnam ke pulau-pulau seperti: Pulau Keramut, Pulau Berhala, Pulau Letung Jemaja dan pulau pulau lainnya, karena di kwatirkan nantinya terjadi keributan dengan penduduk setempat maka para pengungsi dipindahkan ke Pulau Kuku. Untuk selanjutnya, para pengungsi juga di tampung di Pulau Galang dari tahun 1975 hingga 1996 dengan jumlah pengungsi mencapai 250.000 jiwa.
Prasasti tugu di Pulau KuKu |
Omri menambahkan, dalam menempuh perjalanan jauh dari Vietnam hingga ke Jemaja, banyak yang menderita sakit dan kemudian, meninggal dunia di Jemaja. Ada bukti ratusan pemakaman orang Vietnam yang terkubur di Jemaja.
Dan kini, Jemaja, banyak dikunjungi turis asing, khususnya orang Vietnam, untuk melihat makam keluarga mereka. Diantaranya, ada yang memang memiliki histori karena lahir dan dibesarkan di Jemaja.
Karena itu, Omri meminta agar rekam sejarah berupa kuburan tua serta bekas perkampungan Vietnam tersebut, dapat dilestarikan dan dijaga pemerintah setempat, dengan membuat tugu perdamaian.
Ada catatan sejarah penting dunia tentang perdamaian di Jemaja karena masyarakat pribumi secara terbuka menerima pengungsi asal Vietnam. Ini harus dibuatkan pertanda berupa tugu,” pinta Omri seraya berharap pemerintah peduli akan sejarah itu.
Perjalanan Menuju Pulau Kuku dari Pelabuhan Letung tidaklah membutuhkan waktu yang lama, dengan pemandangan yang menawan di sepanjang perjalanan seperti deretan pulau-pulau yang masih alami serta perairan yang biru dan tenang membuat perjalanan terasa singkat.